Shalat Jum'at

Syarat wajib shalat Jumat ada: 

  1. Islam. 
  2. Baligh 
  3. Berakal. 
  4. Merdeka. 
  5. Laki-laki. 
  6. Sehat. 
  7. Mukim. 
Syarat Sah Shalat Jum'at
Syarat sah shalat Jum’at ada enam, yaitu:
  1. Khutbah dan shalat Jum’at dilaksanakan setelah masuk waktu Dzuhur.
  2. Shalat Jum’at dilaksanakan dalam batasan wilayah.
  3. Dilaksanakan secara berjamaah.
  4. Jamaah Jum’at minimal berjumlah empat puluh (40) laki-laki merdeka, baligh dan penduduk asli daerah tersebut.
  5. Tidak ada jama'ah jum'at lain yang mendahului dan menandingi pada satu wilayah yang sama.
  6. Shalat jum'at dilaksanakan setelah dua khutbah jum'at.
Rukun Shalat Jumat 
Rukun-rukun shalat Jumat:
  1. Dua khotbah yang dilaksanakan dengan berdiri. 
  2. Duduk di antara 2 khotbah. 
  3. Shalat 2 rakaat dengan berjamaah. 
Syarat Shalat Jum’at 
Syarat sah shalat Jum’at ada enam, yaitu:
  1. Khutbah dan shalat Jum’at dilaksanakan pada waktu Dzuhur.
  2. Kegiatan Jum’at tersebut dilakukan dalam batas desa.
  3. Dilaksanakan secara berjamaah.
  4. Jamaah Jum’at minimal berjumlah empat puluh (40) laki-laki merdeka, baligh dan penduduk asli daerah tersebut.
  5. Dilaksanakan secara tertib, yaitu dengan khutbah terlebih dahulu, disusul dengan shalat Jum’at.
Rukun Khutbah Jum’at
Rukun khutbah Jum’at ada lima, yaitu:
  1. Mengucapkan “الحمد لله” dalam dua khutbah tersebut.
  2. Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah tersebut.
  3. Berwasiat ketaqwaan kepada jamaah Jum’at dalam dua khutbah Jum’at tersebut.
  4. Membaca ayat al-qur’an dalam salah satu khutbah.
  5. Mendo’akan seluruh umat muslim pada akhir khutbah.

Syarat Khutbah Jum’at

Syarat sah khutbah jum’at ada sepuluh, yaitu:
  1. Bersih dari hadats kecil (seperti kencing) dan besar seperti junub.
  2. Pakaian, badan dan tempat bersih dari segala najis.
  3. Menutup aurat.
  4. Khutbah disampaikan dengan berdiri bagi yang mampu.
  5. Kedua khutbah dipisahkan dengan duduk ringan seperti tuma’ninah dalam shalat ditambah beberapa detik.
  6. Kedua khutbah dilaksanakan dengan berurutan (tidak diselangi dengan kegiatan yang lain, kecuali duduk).
  7. Khutbah dan sholat Jum’at dilaksanakan secara berurutan.
  8. Kedua khutbah disampaikan dengan bahasa Arab.
  9. Khutbah Jum’at didengarkan oleh 40 laki-laki merdeka, balig serta penduduk asli daerah tersebut.
  10. Khutbah Jum’at dilaksanakan dalam waktu Dzuhur.

Sunah dalam Shalat Jumat 

Sunah-sunah Haiat dalam shalat Jumat ada 4:
  1. Mandi. 
  2. Memakai minyak wangi. 
  3. Mernakai pakaian putih. 
  4. Memotong kuku. 
Disunahkan diam pada saat khotbah Jumat berlangsung dan bagi seseorang yang baru memasuki masjid sementara imam Sedang berkhotbah disunahkan melaksanakan shalat ringan 2 rakaat, kernudian duduk (untuk mendengarkan khotbah).

Shalat - Jamak dan Qashar

Syarat Jamak Taqdim
Ada empat, syarat sah jamak taqdim (mengabung dua shalat diwaktu yang pertama), yaitu:
  1. Di mulai dari shalat yang pertama.
  2. Niat jamak (mengumpulkan dua shalat sekali gus).
  3. Berturut – turut.
  4. Udzurnya terus menerus.
Syarat Jamak Ta'khir
Ada dua syarat jamak takhir, yaitu:
  1. Niat ta’khir (pada waktu shalat pertama walaupun masih tersisa waktunya sekedar lamanya waktu mengerjakan shalat tersebut).
  2. Udzurnya terus menerus sampai selesai waktu shalat kedua.
Syarat Shalat Qashar
Ada tujuh syarat qasar, yaitu:
  1. Jauh perjalanan dengan dua marhalah atau lebih (80,640 km atau perjalanan sehari semalam).
  2. Perjalanan yang di lakukan adalah safar mubah (bukan perlayaran yang didasari niat mengerja maksiat ).
  3. Mengetahui hukum kebolehan qasar.
  4. Niat qasar ketika takbiratul `ihram.
  5. Shalat yang di qasar adalah shalat ruba`iyah (tidak kurang dari empat rak`aat).
  6. Perjalanan terus menerus sampai selesai shalat tersebut.
  7. Tidak mengikuti dengan orang yang itmam (shalat yang tidak di qasar) dalam sebagian shalat nya.

Sifat 20 - Mutakalimun

Mutakallimun artinya Yang Berkata/Berfirman) maka mustahil Allah Dzat Yang tidak berkata/bisu.

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.

Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT.

Dalilnya yaitu dalil sifat Kalam.

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan berkata Allah Ta’ala kepada Musa dengan sempurna/sebenar-benarnya Berkata. [An Nisa` (4) : 164]

Keberadaan Allah itu harus Maha Berbicara dengan pembicaraan yang tidak menyerupai ciptaan-Nya. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Kalamu (Berbicara) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’ani – Al-Kalam (Berbicara). 

Sebagaiman telah dikatakan, bahwa Al Qur`an itu adalah Kalamullah. Kalamullah adalah Qadim. Sewaktu kita membaca Al Qur`an berarti kita sedang mengucapkan apa yang dikatakan Allah. Maka siapa yang mendengar Al Qur`an hendaknya ia mengucapkan, “Allah”; agar ia ingat bahwa Al Qur`an adalah Kalam Allah, Rabbul ‘alamin. Rasulullah SAAW bersabda, “Barangsiapa ingin berdialog dengan Allah, maka bacalah Al Qur`an.”



Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa banyak membaca Qur`an dengan khusyu’, hormat dan penuh ta’zhim dengan tajwid (tartil) dan bukan dengan adu baca qira`ah.

Sifat 20 - Bashirun

Bashirun (Yang Melihat) maka mustahil Allah Yang buta (Yang tidak melihat).

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujud ( Benda yang ada ). Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.

Dalilnya yaitu dalil sifat Bashar. 

وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan Allah Ta’ala Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. [Al Hujurat (49) : 18]

Keberadaan Allah itu harus Maha Melihat segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Basharu (Melihat) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Al-bashar (melihat). 

Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa banyak malunya kepada Allah Ta’ala Yang Melihatnya ketika ia berbuat dosa atau meninggalkan yang fardhu..

Shalat - Shalat Berjamaah

Ketentuan menjadi Imam dan Makmum 

Wajib hukumnya bagi seorang makmum berniat menjadi makmum, sedangkan bagi imam tidak wajib berniat menjadi imam akan tetapi sunah.

Dan jawaz (boleh) hukumnya bagi orang yang merdeka bermakmum kepada hamba sahaya (budak), begitu juga orang yang telah akil baligh’ boleh bermakmum kepada murahiq (usia laki-laki yang menginjak baligh, dasar kebolehan bermakmum kepada murahiq adalah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Imam Muslim, bahwa Umar bin Salimah menjadi imam shalat di antara kaumnya pada masa Rasulullah saw., dan Umar bin Saimah pada waktu itu berusia 6-7 tahun).

Dan tidak sah bagi laki-laki bermakmum kepada wanita, begitu juga qari’ (orang yang mahir membaca aI-Qur’an) bermakmurn kepada ummy (orang yang buta huruf/tidak baik bacaan Qur'annya).


Shalat yang Diwajibkan Niat Jadi Imam
Diwajibkan bagi seorang imam berniat menjadi imam terdapat dalam empat shalat, yaitu:
  1. Menjadi Imam juma`t
  2. Menjadi imam dalam shalat i`aadah (mengulangi shalat).
  3. Menjadi imam shalat nazar berjama`ah
  4. Menjadi imam shalat jamak taqdim sebab hujan
Syarat Jadi Ma`mum
Syarat – Syarat ma`mum mengikut imam ada sebelas perkara, yaitu:
  1. Tidak mengetahui batal nya shalat imam dengan sebab hadats atau yang lain nya.
  2. Tidak meyakinkan bahwa imam wajib mengqadha` shalat tersebut.
  3. Seorang imam tidak menjadi ma`mum .
  4. Seorang imam tidak ummi (harus baik bacaanya).
  5. Ma`mum tidak melebihi tempat berdiri imam.
  6. Harus mengetahui gerak gerik perpindahan perbuatan shalat imam.
  7. Berada dalam satu masjid (tempat) atau berada dalam jarak kurang lebih tiga ratus hasta.
  8. Ma`mum berniat mengikut imam atau niat jama`ah.
  9. Shalat imam dan ma`mum harus sama cara dan kaifiyatnya
  10. Ma`mum tidak menyelahi imam dalam perbuata sunnah yang sangat berlainan atau berbeda sekali.
  11. Ma`mum harus mengikuti perbuatan imam.
Syarat Sah Shalat Berjamaah
Ada lima golongan orang–orang yang sah dalam berjamaah, yaitu:
  1. Laki –laki mengikut laki – laki.
  2. Perempuan mengikut laki – laki.
  3. Banci mengikut laki – laki.
  4. Perempuan mengikut banci.
  5. Perempuan mengikut perempuan.
Yang Tidak Sah Shalat Berjamaah
Ada empat golongan orang – orang yang tidak sah dalam berjamaah, yaitu:
  1. Laki – laki mengikut perempuan.
  2. Laki – laki mengikut banci.
  3. Banci mengikut perempuan.
  4. Banci mengikut banci.

Batasan Tempat untuk Berjamaah 

Di mana pun tempat (bagi seorang makmum) yang shalat di dalam masjid, yang bermakmum kepada imam di dalam masjid tersebut dan makmum tersebut mengetahui pergerakan imam, maka diperbolehkan selagi posisi makmum tersebut tidak lebih maju daripada imam.

Jika imam shalat di dalam masjid dan makmum shalat di luar masjid, akan tetapi masih dekat dan imam dan makmum mengetahui pergerakan imam dan tidak ada hal yang menghalanginya, maka hukumnya jawaz (boleh).

Mutiara Yang Ternoda

Ada seorang tua yg sangat beruntung. Dia menemukan sebutir mutiara yg besar dan sangat indah, namun kebahagiaannya segera berganti menjadi kekecewaan begitu dia mengetahui ada sebuah titik noda hitam kecil di atas mutiara tersebut.

Hatinya terus bergumam, kalau lah tidak ada titik noda hitam, mutiara ini akan menjadi yang tercantik dan paling sempurna di dunia

Semakin dia pikirkan semakin kecewa hatinya. Akhirnya, dia memutuskan untuk menghilangkan titik noda dengan menguliti lapisan permukaan mutiara.
Tetapi setelah dia menguliti lapisan pertama, noda tersebut masih ada.
Dia pun segera menguliti lapisan kedua dgn keyakinan titik noda itu akan hilang.

Tapi kenyataannya noda tersebut masih tetap ada. Lalu dgn tidak sabar, dia mengkuliti selapis demi selapis, sampai lapisan terakhir.

Benar juga noda telah hilang, tapi mutiara tersebut ikut hilang...

Begitulah dengan kehidupan nyata,
kita selalu suka mempermasalahkan hal yg kecil, yang tidak penting sehingga akhirnya merusak nilai yang besar

Persahabatan yg indah puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yg hebat hanya karena sepatah kata pedas yg tidak disengaja
Keluarga yg rukun dan harmonispun jadi hancur hanya karena  perdebatan-perdebatan kecil yang tak penting .

Yang remeh kerap dipermasalahkan,
Yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan

Seribu kebaikan sering tak berarti,
Tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup

Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita
Bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini???
SEHATI bukan karena Memberi, tapi sehati kaerna saling memahami
CINTA bukan karena terpesona, tapi cinta karena saling terbuka
BETAH bukan karena mewah, tapi betah karena saling mengalah
BERSAMA bukan karena dunia, tapi bersama karena SALING MENGISI
INDAH bukan karena selalu mudah, tetapi indah karena dihadapi dengan kebersamaan disetiap kesusahan

Mudah-mudahan ini dapat menjadi renungan kita.
Semoga bermanfaat dan pengingat buat kita semua ...

Sifat 20 - Sami'un

Sami’un (Yang Mendengar). Mustahil Allah tuli / tidak mendengar.

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.

Dalilnya yaitu dalil sifat Sama’.

وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan Allah Ta’ala Mahamendengar lagi Mahamengetahui. [Al Baqarah (2) : 256]

Keberadaan Allah itu harus Maha Mendengar segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Assam’u (Mendegar) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Assam’u (Mendengar)

Sesungguhnya Aku (berbuat) seperti yang disangka oleh hambaKu. Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu di dalam hatinya, maka Aku akan Mengingatnya di dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu di suatu kumpulan orang, maka Aku akan Mengingatnya di dalam jama’ah yang lebih baik (Allah menceritakan/membanggakan manusia yang berdzikir dan berdo’a di hadapan malaikat). Jika ia mendekati Aku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati Aku sehasta, maka akau akan mendekat padanya sedepa. Jika ia mendekat padaKu sambil berjalan. Maka Aku Mendekat kepadanya dengan bergegas. Sesungguhnya hisabKu sangat cepat.” (Hadits Qudsi)


Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa memberi pujian kepada Allah Ta’ala dan banyak berdo’a kepadaNya. (Dan berprasangka baik)

Sifat 20 - Hayyun

Hayyun (Yang Hidup) Mustahil Allah Dzat Yang mati.

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.

Dalilnya yaitu dalil sifat Hayah. 

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ

                   Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon:58) 

Keberadaan Allah itu harus Maha Hidup tidak mati. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-hayatu (Hidup) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – al-Hayatu (Hidup).

Maka patut bagi mu`min berkeyakinan untuk banyak bertawakkal (berserah diri dalam segala hal) kepada  Allah Ta’ala.

Sifat 20 - 'Alimun

Alimun (Yang Mengetahui) maka mustahil Allah Dzat Yang jahil (bodoh)

Dalilnya yaitu dalil sifat ‘Ilmu.

وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم

Dan Allah dengan tiap sesuatu adalah Maha Mengetahui. [Al Hujurat (49) : 16]

Artinya keberadaan Allah itu harus Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Ilmu (Mengetahui) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’ani – Ilmu (mengetahui). 

Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.

Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa minta pertolongan kepada Allah ta’ala di dalam setiap hal dan minta agar dipelihara dari setiap kejahatan dunia dan akhirat.


Sifat 20 - Muridun

Muridun artinya Yang Berkehendak/Yang Menentukan) maka mustahil Allah tidak Menentukan apalagi diatur/ditentukan.

Dalilnya yaitu dalil sifat Iradah.

فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Allah berbuat seperti apa yang Dia Kehendaki. [Al Buruj (85) : 16]

Artinya keberadaan Allah itu harus berkehendak atas segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat qadim (Dahulu) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat Iradat (berkehendak) dan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Iradah (berkehedak). Dan untuk selanjutnya kita bisa mengambil perumpamaan atau contoh dari isfat Iradat dalam pelajaran sebelumnya.


Bersumber dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata:
Ummu Habibah pernah berdo’a, “Ya Allah, panjangkanlah usia suamiku Rasulullah SAW, juga ayahku Abu Sufyan, dan saudaraku Mu’awiyah.” Rasulullah SAW lalu bersabda kepada isterinya itu, “Itu artinya kamu memohon kepada Allah ajal-ajal yang sudah dibuat, sejarah-sejarah yang sudah ditentukan, dan rizki-rizki yang sudah dibagi. Sedikitpun daripadanya tidak akan dimajukan atau ditangguhkan dari waktunya. Sekiranya kamu memohon kepada Allah agar Dia berkenan melindungimu dari siksa neraka dan siksa kubur, niscaya hal itu lebih baik bagimu.” (HR. Muslim)

Maka patut bagi mu`min berkeyakinan untuk berdoa kepada Allah Ta’ala atas kebajikan dunia dan akhirat, serta memohon agar dihindari dari keburukan di dunia dan di akhirat.


Shalat - Sunah Ab-'ad dan Batalnya Shalat

Sunnah Ab'ad dalam Shalat

Sunah Ab’ad dalam sholat ada enam, yaitu:
  1. Tasyahud awal
  2. Duduk tasyahud awal.
  3. Shalawat untuk nabi Muhammad SAW ketika tasyahud awal.
  4. Shalawat untuk keluarga nabi ketika tasyahud akhir.
  5. Do’a qunut.
  6. Berdiri untuk do’a qunut.
  7. Shalawat dan Salam untuk nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat ketika do’a qunut.

Batalnya Shalat

Perkara yang membatalkan shalat ada empat belas, yaitu:
  1. Berhadats (seperti kencing dan buang air besar).
  2. Terkena najis, jika tidak dihilangkan seketika, tanpa dipegang atau diangkat (dengan tangan atau selainnya).
  3. Terbuka aurat, jika tidak dihilangkan seketika.
  4. Mengucapkan dua huruf atau satu huruf yang dapat difaham.
  5. Mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa dengn sengaja.
  6. Makan yang banyak sekalipun lupa.
  7. Bergerak dengan tiga gerakan berturut-turut sekalipun lupa.
  8. Melompat yang luas.
  9. Memukul yang keras.
  10. Menambah rukun fi’li dengan sengaja.
  11. Mendahului imam dengan dua rukun fi’li dengan sengaja.
  12. Terlambat dengan dua rukun fi’li tanpa udzur.
  13. Niat yang membatalkan shalat.
  14. Mensyaratkan berhenti shalat dengan sesuatu dan ragu dalam memberhentikannya.

Sifat 20 - Qodirun

Qadiran (Yang Menguasai) maka  Mustahil Dzat Allah lemah.

Dalilnya yaitu dalil sifat Qudrah.

إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah (2): 20]

Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda yang artinya, “Demi Dzat Yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya salah seorang (diantara) kamu telah melakukan amalan penghuni surga. Namun ketika perjalanannya tinggal sehasta lagi, karena ketentuan taqdir bisa jadi dia berbalik melakukan amalan penghuni neraka (su`ul khatimah). Sebaliknya salah seorang (diantara) kamu telah melakukan amalan penghuni neraka. Namun ketika perjalanannya tinggal sehasta lagi, karena ketentuan taqdir bisa jadi dia berbalik melakukan amalan penghuni surga (husnul khatimah), sehingga ia bisa masuk ke dalamnya.”

Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya, “Setiap orang dari kalian, atau setiap jiwa yang bernafas, oleh Allah telah ditentukan tempatnya di surga atau di neraka. Bahkan oleh Allah juga sudah ditentukan apakah dia sebagai orang yang celaka atau orang yang bahagia.” Seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita menunggu ketentuan tqdir kita, dan tidak usah beramal?” Rasulullah SAAW bersabda, “Siapa yang termasuk golongan bahagia, dia pasti akan mengarah pada amalnya orang-orang golongan bahagia. Dan Siapa yang termasuk golongan celaka, dia juga pasti akan mengarah pada amalnya orang-orang golongan celaka. Beramallah! Setiap kamu dipermudah. Orang-orang golongan bahagia, mereka akan dipermudah untuk melakukan amalnya orang-orang golongan bahagia. Adapun orang-orang golongan celaka, mereka juga akan dipermudah untuk melakukan amalnya orang-orang golongan celaka.”

Lalu beliau membaca surat Al Lail ayat 5-10
Adapun orang-orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya balasan yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (kaya/tidak faqir/tidak membutuhkan Allah atau siapapun), serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”


Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk banyak takut kepada Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa.Yang Telah Memberi banyak kebajikan.

Sifat 20 - Kalam

Kalam maka mustahil  artinya berkata-kata / berfirman maka mustahil kelu/bisu.
DalilNya firman Allah SWT :

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

Dan berkata Allah Ta’ala kepada Musa dengan sempurna/sebenar-benarnya Berkata. [An Nisa` (4) : 164]

Segala sesuatu dijadikan oleh Allah dengan kalam-Nya, “Kun” (jadilah), maka jadilah segala sesuatu. Dengan Asma-Nya segala sesuatu itu terjadi, dengan Asma-Nya segala sesuatu bermula, dan kepada-Nya segala sesuatu kembali.

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia. [QS. Al-Mu`min (40): 68]

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. [QS. Ya Sin (36): 82]

Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunakan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.


Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan pengharapan Asma Allah 

Sifat 20 - Bashar

 Bashar artinya melihat maka mustahil buta, dalilNya firman Allah SWT:

وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah Ta’ala Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. [Al Hujurat (49) : 18]

Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.

Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.

Maka patut bagi mu`min mu’taqad bahwa ia tiada membuat ma’siat, sebab Allah Ta’ala Maha Melihat segala perbuatan.

Sifat 20 - Sama’

Sama' artinya artinya mendengar maka mustahil tuli firmanNya Allah SWT :

وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan Allah Ta’ala Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al Baqarah (2) : 256]

Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia. Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
Dia mendengar dan mengabulkan doa yang ditujukan kepadaNya. Adapun mengenai pengabulan doa, adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang kita kehendaki, adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang Allah kehendaki, dan itu baik bagi si pendoa, dan adakalanya Allah tangguhkan doanya itu dan diganti dengan yang lebih baik di akhirat kelak. Jadi doa itu bukanlah untuk meminta apa yang kita kehendaki. Tetapi untuk menyampaikan keinginan kita. Dan Allah menyukai hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Dengan kesukaan-Nya itu, maka Allah berikan yang terbaik bagi si hamba. Jika apa yang dikehendaki si hamba itu memang baik, maka Allah kabulkanlah seperti yang dikehendaki. Jika yang dikehendaki si hamba itu berakibat buruk, atau kurang baik, maka Allah berikan yang lebih baik dari apa yang dikehendaki si hamba. Dan jika dikabulkan di dunia ini seperti yang diinginkan si hamba itu buruk, maka Allah menangguhkannya dan menggantinya dengan yang lebih baik, yaitu dengan ampunan dan kasih-sayang-Nya di akhirat kelak. Tetapi ada kalanya, seseorang itu berdoa, dan itu dapat berakibat buruk baginya, lalu Allah mengabulkannya sehingga ia semakin jauh dari Allah. Maka yang demikian itu adalah istidraj. Allah membiarkan dia terlena dalam keni’matan, sehingga di hari kiamat, Allah dapat menyiksanya dengan siksa yang pedih diakibatkan kekufurannya.

Maka patut bagi mukmin bahwa seorang takut berkata yang haram sebab karena Tuhannya amat mendengarkan segala perkataan.

Tujuan Hidup

"Siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya dengan meninggalkan kepentingan hidup di akhirat, maka Allah Swt akan memberikan enam sangsi, tiga di dunia dan tiga lagi di akhirat. 

Tiga di dunia yaitu:
(1) angan-angan yang tidak ada habisnya, 
(2) ketamakan yang luar biasa berkobar-kobarnya sehingga tidak ada qanaah sedikitpun, 
(3) dicabut kelezatan ibadah darinya. 

Adapun tiga di akhirat ialah 
(1) keguncangan pada hari kiamat, 
(2) kekerasan dalam hisab, dan 
(3) kerugian yang berkepanjangan." 

(Hasan Bishri)

Shalat - Tuma'ninah dan Sujud Sahwi

Rukun yang Wajib Tuma'ninah

Rukun-rukun yang diwajibkan didalamnya tuma’ninah ada empat, yaitu:
  1. Ketika ruku’.
  2. Ketika i’tidal.
  3. Ketika sujud.
  4. Ketika duduk antara dua sujud.

Tuma’ninah adalah diam sesudah gerakan sebelumnya, sekira-kira semua anggota badan tetap (tidak bergerak) dengan kadar tasbih (membaca subhanallah).

Sebab Sujud Sahwi
Sebab sujud sahwi ada empat, yaitu:
  1. Meninggalkan sebagian dari ab’adhus shalat (pekerjaan sunnah dalam shalat yang buruk jika seseorang meniggalkannya).
  2. Mengerjakan sesuatu yang membatalkan (padahal ia lupa), jika dikerjakan dengan sengaja dan tidak membatalkan jika ia lupa.
  3. Memindahkan rukun qauli (yang diucapkan) kebukan tempatnya.
  4. Mengerjakan rukun Fi’li (yang diperbuat) dengan kemungkinan kelebihan.

Sifat 20 - Hayat

Hayat  artinya hidup maka mustahil maut,artinya mati (bisa mati)
Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.

Contohnya :
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga membutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
    • Dalil Aqli sifat hayat
      Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta.
    • Dalil Naqli sifat Hayat
      Firman Allah :
           وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ

                   Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon:58)                           

Maka patut bagi mu'min berkeyakinan bahwa setiap mu'min wajib menyerahkan dirinya kepada Allah SWT